Prospek dan Tantangan Kredit Usaha Rakyat sebagai Program Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. Author : Khalis “Hidup menawarkan begitu banyak pilihan. Pilih serta jalani yang terbaik, dan menjadi seorang pemenang!” (Kata bijak) Wirausahawan yang baik, tentu akan menggunakan cara yang baik pula. Filosofi ini lah yang dapat mendorong pelaku usaha kecil dan menengah menggunakan cara yang baik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas usahanya melalui Kredit Usaha Rakyat dengan muatan konsep dan tujuan yang baik pula. Kredit Usaha Rakyat diprakarsai Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia bermitra dengan Bank Rakyat Indonesia dan beberapa bank lainnya diharapkan sebagai solusi “apik” bagi regenerasi usaha. Regenerasi yang dimaksud berkriteria label dan produk usaha yang ditekuni mampu “berkembangbiak” secara sistematis, bukan alamiah. Prinsip usaha “Tidak ada satupun wirausahawan yang mampu bertahan dengan kondisi usaha yang relatif sama selama bertahun-tahun”. Hal inilah menjadi pertimbangan wirausahawan membuka pintu perubahan profit margin dan kuantitas produk melalui permodalan yang mudah diakses dengan resiko minimal. Mungkin perkataan Supardi Lee ada benarnya” ketika anda hanya mengandalkan kemampuan uangnya sendiri, maka anda akan terbentur oleh keterbatasan uang anda. Tapi, ketika anda menggunakan utang, maka batas jumlah uang anda itu menjadi tidak ada. Bila anda berbisnis, maka modal anda bisa dikatakan tidak berbatas bila menggunakan utang. Hasilnya? Ya,... juga tidak berbatas.” Di saat modal yang digunakan “terkuras” habis membeli asset seperti tanah untuk bercocok tanam, bangunan toko untuk tempat berdagang, maupun alat produksi, tentu wirausahawan membutuhkan sumber keuangan meningkatkan eksistensi usaha. Kredit Usaha Rakyat merupakan pilihan tepat bagi nasabah yang ingin mengembangkan usahanya. KUR BRI merupakan produk kredit yang didesain untuk membantu para wirausahawan yang ingin mengembangkan usahanya. Produk ini memiliki persyaratan yang ringan, seperti agunan, umur usaha dan perizinan usaha. Yakni, persyaratan umumnya calon nasabah Warga Negara Indonesia (WNI). Selain itu, usaha telah berjalan minimal satu tahun. KUR Inilah yang menjadi pilihan untuk membangun kembali semangat wirausaha. Lebih dari 700.000 nasabah KUR BRI, yang semula tidak bankable dan menyandang status pengusaha pemula dan mikro, kini naik kelas menjadi nasabah komersil sejak KUR diluncurkan pada 2008. “Mereka ini kemudian sudah bankable. Pinjaman mereka sudah menggunakan prosedur dan administrasi normal. Sebab mereka sudah punya jamiman, aset tetap dan lain sebagainya (Tabloid swa, 15 Februari 2013). Jelas angin perubahan yang selama ini tidak lah sia-sia berhembus. Kementrian Koperasi dan UKM sebagai pemrakarsa menginginkan UKM di Indonesia tetap eksis dan menjadi pendorong ekonomi nasional. Fakta membuktikan, saat terjadi krisis ekonomi Indonesia sejak beberapa waktu lalu, dimana banyak perusahaan-perusahaan berskala besar termasuk bank mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah terbukti lebih tangguh dalam menghadapi masalah krisis tersebut. Lalu, apakah ketangguhan tersebut mampu diwujudkan enterprenuer kita? Ketika seorang enterpreuner memiliki pilihan, tentunya ia akan siap untuk mengemban pilihannya sendiri. Sebelum wirausahawan mengakses KUR BRI, ia telah merencanakan pengembangan usaha. Sudah barang tentu perjalanan kewirausahawannya sekarang adalah perjalanan dengan menatap ke depan, bukan berjalan mundur atau berjalan di tempat layaknya “odong-odong”. KUR BRI menuntun wirausahawan berjalan maju selangkah demi selangkah mematahkan tali putus asa atas kesejahteraan yang selama ini dianggap sebagai angan belaka, ibarat seorang bayi yang dipapah ibunya saat mulai berjalan setelah berbulan-bulan hanya mampu merangkak, hingga ia mampu berjalan dan berlari kencang berkompetesi dengan teman sebayanya hingga ia menjadi pemenang. Tidak cuma bayi saja, seorang wirausahawan juga pemenang. Kita pasti ingat mimpi-mimpi yang pernah berlabuh saat keterbatasan materi dan hanya mampu melihat dan mendengar kisah-kisah sukses sekeliling kita. Beberapa tahun kemudian, penyimak kisah sukses yang bernama wirausahawan merasakan sendiri perubahan-perubahan yang terjadi pada usahanya, ia mulai sadar saat ini sebagai orang yang sukses pula, sesuai kriteria sukses yang pernah ia dengar. Walaupun seorang wirausahawan tidak mau sesumbar, setidaknya penilaian positif orang/pelanggan terhadap usahanya akan membuat ia tersenyum sumringah. Jika demikian hadirlah juara baru dari negeri yang bernama “UKM”, dan ia pun layak dihargai sebagai pemenang. Lantas, bagaimana dengan trofi dan piagamnya? Trofi dan piagam adalah simbolik penghargaan. Seorang wirausahawan memperoleh kedua jenis penghargaan tersebut setiap hari selama di tempat usaha. Bayangkan, tidak ada satu pun atlet atau tokoh di dunia manapun yang memperoleh penghargaan setiap hari, kecuali seorang wirausahawan sejati. Luar biasa. Akhirnya, masa depan UKM sangat ditentukan semangat wirausahawan, kekuatan manajerial dan modal usaha hingga dapat menutup semua lubang jurang kemiskinan yang saat ini semakin melebar. Kesejahteraan bukanlah angan dan kemiskinan kelak hanya jadi pengalaman. Bahan Bacaan Supardi Lee. 2008. Manajemen Diri. Published http://pemudanganjuk.wordpress.com (diakses tanggal 4 Agustus 2013) Tabloid swa, 15 Februari 2013. Kisah Sukses BRI Kelola Kredit Usaha Rakyat. http://swa.co.id/corporate. (diakses tanggal 4 Agustus 2013)
Sabtu, 21 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar